BOLEHKAHBERTEMAN DENGAN "KHODAM" JIN MUSLIM? Hukum Meminta Bantuan dan Berteman dengan Jin Muslim: Disampaikan Oleh: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed hafizhahullah Kajian Kitab Fathul Majid (Pertemuan ke-21) | Jum'at, 8 rajab 1440 / 15 Maret 2019 di Masjid Umar Ibnul Khotthob [ Jl. Truntum No 1, Krapyak - Pekalongan ] Durasi 0:05:48 Jinmenurut Al-Quran memiliki kesamaan dengan manusia dalam beberapa hal yaitu (a) sama-sama berakal; dan. (b) sama-sama mukallaf atau kewajiban untuk menjalankan syariah Islam. (ومَا خَلَقْتُ الجِنَّ والإنسَ إلاَّ لِيَعْبُدُونِ), (أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ Melaluigambar gunting atau wajah di yang terlihat pertama di tes kepribadian ini, ungkap karakter Anda mudah berteman. Lihat karakter Anda selain itu, selengkapnya dalam hasil tes kepribadian tersebut. Berikut ungkap apakah karakter Anda berteman dengan mudah lewat tes kepribadian berikut, seperti dilansir Depor. Kamiangkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari hal-hal yang baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan" (Qs. al-Isra': 70). Tidak ada dalil semisal ini yang menunjukkan kemuliaan pada jin, baik dalam kitab Allah SWT maupun sunnah yang shahih. Dandi antara hal itu adalah meminta pertolongan kepada jin dan setan, karena mereka itu makhluk gaib yang tidak nampak oleh mata. Orang yang berdoa kepada para jin dan setan untuk meminta pertolongan, maka ia telah berdoa kepada selain Allah dan telah mengagungkan para jin dan setan tersebut melebihi martabat manusia sendiri. Memangsejak aku di serahkan slah satu jin dari seratus jin kyai,aku mulai berdzikir.Bahkan belakangan,zikir itu kulakukan setiap aku ingat,bahkan aku lakukan di manapun.Pada saat ngobrol dengan orang pun aku berdzikir. ''Ketika zikrullah menjadi satu darah denganmu,saat itu pula kau akan mampu melihat sosoknya yang tampan,''ungkap kiyai. . Jakarta - Pasutri yang mendapat anak disunhahkan melakukan aqiqah. Ini adalah bentuk syukur atas karunia Allah yang teah memberikan keturunan. Saking dianjurkannya, bahkan, ada pandangan bahwa aqiqah seperti utang bagi orang tua. Saat dia mampu, maka segera meng-aqiqah-kan anaknya. Aqiqah adalah tradisi menyambut bayi yang baru lahir dalam agama Islam. Lazimnya, aqiqah dilakukan bersamaan dengan memberi nama anak, kisaran 6-7 hari usia bayi. Pada umumnya, yang berlaku di masyarakat Indonesia adalah membagikan daging aqiqah dalam kondisi yang sudah dimasak. Bukan dalam bentuk daging mentah. Pembagiannya pun komplit dengan nasi serta lauk lainnya. Daging dimasak sate, gulai atau menu lainnya, komp[lit dengan kerupuk udangnya. Kisah Hajar Aswad Hilang 22 Tahun Akibat Tragedi Berdarah Qaramithah Kapan Idul Adha 2023? Ini Tanggal Muhammadiyah dan Jadwal Sidang Isbat Pemerintah Jadwal Puasa Arafah Idul Adha 2023 Ibadah untuk Pembersihan Diri dari Dosa Lalu bagaimana jika pembagiannya dalam bentuk daging mentah atau segar? Simak Video Pilihan Ini4 Pedagang Positif, 2 Pasar Tradisional di Banjarnegara DitutupIni Keterangan dalam Mazhab Syafi’iOrang-orang berdoa untuk bayi yang baru lahir saat prosesi aqiqah di Banda Aceh, Aceh, 4 November 2021. Aqiqah adalah tradisi menyambut bayi yang baru lahir dalam agama Islam. CHAIDEER MAHYUDDIN/AFPDalam Kanal Kiai NU Menjawab, laman disebutkan, aqiqah merupakan ibadah penyembelihan hewan yang dianjurkan atas kelahiran anak manusia. Daging hewan sembelihan kemudian dibagikan kepada kaum fakir dan miskin. Secara umum hewan aqiqah memiliki kriteria yang sama dengan hewan kurban. Hal yang sama berlaku dengan ketentuan pembagian dagingnya meski pembagian daging aqiqah dianjurkan dalam kondisi matang. Pembagian daging aqiqah dalam kondisi matang atau siap saji bersifat pilihan. Pembagian daging aqiqah juga dapat dilakukan dalam bentuk daging segar sebelum dimasak sebagaimana keterangan dalam mazhab Syafi’i berikut ini. قَوْلُهُ لَكِنْ لَا يَجِبُ التَّصَدُّقُ إلَخْ أَيْ وَلَوْ كَانَتْ مَنْذُورَةً م ر أَيْ بَلْ هُوَ مُخَيَّرٌ بَيْنَ التَّصَدُّقِ بِالنِّيءِ، وَالْمَطْبُوخِ Artinya, “Tetapi tidak wajib disedekahkan…dan seterusnya sekalipun itu dinadzarkan sebagaimana keterangan Syekh M Ramli. Ia boleh memilih antara menyedekahkannya dalam keadaan daging segar daging mentah dan dalam kondisi matang,” Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujarimi alal Manhaj. Dari keterangan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pembagian daging aqiqah tidak harus dilakukan dalam keadaan matang. Pembagian daging aqiqah boleh dilakukan dalam kondisi mentah atau belum dimasak. فَيَجِبُ التَّصَدُّقُ بِجَمِيعِهَا عَلَى الْفُقَرَاءِ شَوْبَرِيٌّ، وَيَتَخَيَّرُ بَيْنَ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِجَمِيعِهَا نِيئًا، وَبَيْنَ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِالْبَعْضِ نِيئًا، وَبِالْبَعْضِ مَطْبُوخًا وَلَا يَصِحُّ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِالْجَمِيعِ مَطْبُوخًا Artinya, “Semuanya wajib disedekahkan kepada orang fakir sebagaimana pandangan As-Syaubari. Seseorang boleh memilih antara menyedekahkan semuanya dalam keadaan mentah, atau menyedekahkannya sebagian dalam keadaan mentah dan sebagiannya dalam kondisi matang. Tidak sah menyedekahkan semuanya dalam keadaan matang,” Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujarimi alal Manhaj. Demikian ulasan singkat mengenai pembagian daging aqiqah semoga bisa dipahami dengan baik, dan bermanfaat. Wallahu A’lam. Penulis Nugroho Purbo * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Pada dasarnya jin bersifat jahat, apalagi jin kafir yang hanya menganggu iman manusia. Jika Anda tertarik untuk menjadikannya sahabat, hal itu bisa saja atau bergaul dengan jin merupakan sesuatu yang mengandung bahaya besar, dan ia merupakan salah satu pintu keburukan dan kerusakan. Cukuplah dalam hal ini bahwa kemusyrikan tidaklah masuk kedalam diri manusia kecuali melalui jalan mereka jin, sebagaimana diinformasikan oleh Rasulullah saw tentang pengajaran Allah kepada hamba-hamba-Nya,”Dan sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku seluruhnya dalam keadaan lurus maka kemudian datanglah setan dan menyimpangkan mereka dari agama mereka. Dia mengharamkan bagi mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka serta memerintahkan mereka agar menyekutukan-Ku dengan apa-apa yang tidak Aku turunkan kepadanya suatu penjelasan.” HR. MuslimApakah Anda berani berteman dengan Jin? Hukum Berteman denganJin Muslim dan meminta bantuan kepadanya? Hukum Ruqyah ala Ustadz Danu. BAGAIMANA DENGAN "KUN FAYAKUN" PENGOBATAN KESURUPAN, GANGGUAN SANTET- PELET ALA USTAD DANU ? BOLEHKAH BERTEMAN DENGAN "KHODAM" JIN MUSLIM? Hukum Meminta Bantuan dan Berteman dengan Jin Muslim Disampaikan Oleh Al-Ustadz Muhammad As-Sewed hafizhahullah Kajian Kitab Fathul Majid Pertemuan ke-21 Jum'at, 8 rajab 1440 / 15 Maret 2019 di Masjid Umar Ibnul Khotthob [ Jl. Truntum No 1, Krapyak - Pekalongan ] ◙ Durasi 00548 ◙ Ukuran file 1,8 MB ◙ Link 💾 ForumBerbagiFaidah [FBF] 🏀 HUKUM MEMINTA BANTUAN KEPADA JIN YANG MENGAKU MUSLIM Berkata al Allamah Shalih al Fauzan hafizhahullah “Meminta pertolongan kepada jin dan orang-orang yang ghaib tidak ada tidak diperbolehkan, meskipun mereka mengaku sebagai muslim. Siapa yang tahu bahwa mereka muslim? Apakah ia mengenal mereka jin? Ini termasuk penipuan dan kedustaan. Tidak boleh meminta bantuan kepada jin. Dan Allah telah menegaskan di dalam al-Quran atas keharaman perkara ini. وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” QS. Al-Jinn6 Allah menyatakan مِنَ الْجِنِّ “DARI JIN” secara mutlak, Allah tidak mengatakan, “DARI JIN KAFIR”, Bahkan Allah megatakan, “DARI JIN”. Sumber Kitab Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah wa Dhowaabituhaa wa Mahaadziiruha hal 44-45, 📑 Alih Bahasa Al-Ustadz Abu Ja’far hafizhahullah warisansalaf 📶 [FBF] 🌍 HUKUM MEMINTA PERTOLONGAN KEPADA JIN Oleh Al-Lajnah ad-Daimah lil-Buhuts Ilmiyyah wal Ifta Pertanyaan Pertama dari fatwa nomer 15924. "Sebagian manusia menggunakan jin untuk mengobati penyakit. Mereka menganggap penyakit yang ada disebabkan oleh Jin. Mereka mengais rezeki dengan pekerjaan penyembuhan ini. Apa pendapat agama tentang permasalahan itu? Apakah perkara ini halal atau haram?" Jawaban Tidak boleh bagi seorang muslim meminta bantuan Jin untuk tujuan apapun. Sebab, mereka bangsa Jin tidak akan membantu dirinya kecuali jika orang itu mau menaati mereka bangsa Jin dalam kemaksiatan kepada Allah; melakukan kesyirikan dan kekafiran, sebagaimana firman Allah Ta’ala {وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا} ”Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [ Al-Jin 6 ] Dan firman Allah Ta’ala {وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَامَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ} ”Dan ingatlah hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya dan Allah berfirman "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian yang lain dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami." Allah berfirman "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki yang lain." Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” [ Al-An’am 128 ] Sehingga Hasil apapun yang diambil dari pekerjaan ini hukumnya haram. Kemudian Kesurupan jin ataupun penyakit lainnya bisa diobati dengan Al-Quran, doa-doa yang disyariatkan, ataupun obat-obatan yang diperbolehkan, tentu saja melalui orang-orang tepercaya dan beraqidah lurus. Wabillahit_taufiq, washollallahu ala Nabiyyina Muhammadin wa ala alihi washahbihi wa sallam. Tertanda, Ketua Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz Anggota Abdullah bin Ghudayan, Sholeh Al Fauzan, Abdul Aziz Alusy-Syaikh, dan Bakr Abu Zaid. Sumber ”Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah” 1/207. Pelajaran TAUHID Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul Bagian 55 PERMASALAHAN TERKAIT DENGAN ISTI’ANAH Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala. warisansalaf 📶 [FBF] 🌍 JIN memang diakui keberadaannya dalam syariat. Sayangnya, persoalan seputar jin banyak disikapi masyarakat sebagai hal yang berbau klenik dan mistis. Bahkan belakangan, topik jin dan alam ghaib menjadi salah satu komoditi yang menyesaki tayangan berbagai media. Fenomena alam jin akhir-akhir ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan dan hangat di obrolan teman-teman. Mengunggah keinginan banyak orang untuk mengetahui lebih jauh dan menyingkapi tabir rahasianya, terlebih ketika mereka banyak menonton di tayangan-tayangan televisi/you tube yang berbau alam ghaib. Lebih parah lagi, pembahasan seputar itu tak lepas dari pemahaman mistik yang menyesatkan dan membahayakan aqidah. Padahal alam ghaib, jin, dan sebagainya merupakan perkara yang harus diimani keberadaannya dengan benar. BACA JUGA 5 Contoh Nyata Minta Bantuan pada Jin Jin berasal dari kata “janna-ijtinan”, dalam bahasa Arab berarti sembunyi karena itu mereka tak terlihat QS, Al-A’raaf 27. Jin diciptakan dari api, tidak seperti manusia yang berasal dari sari pati tanah QS al-Hijr27, dan QS, ar-Rahman 15. Usia jin lebih tua dari manusia karena diciptakan lebih awal. Jin diciptakan setelah malaikat. Usia jin bisa mencapai ribuan tahun. QS, Al-Hijr 26-27. Seputar Jin Keagamaan Kaum Jin Ilustrasi. Foto Adam/Islampos Jin tak jauh berbeda dengan Bani Adam. Di antara mereka ada yang shalih dan ada pula yang rusak lagi jahat. Seperti Allah berfirman dalam surah Al-Jin “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada pula yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda” QS, Al-Jin 11. Dalam ayat lain Allah berfirman “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.” QS, Al-Jin 14 Di antara mereka ada yang kafir, jahat dan perusak, ada yang bodoh, ada yang sunni, ada golongan syi’ah, serta ada juga golongan sufi. BACA JUGA Apakah Malaikat akan Mati sebagaimana Manusia dan Jin? Seputar Jin Mendakwahi Jin Dakwah memiliki kedudukan yang sangat agung. Dakwah merupakan bagian dari kewajiban yang paling penting yang diemban kaum muslimin secara umum dan para ulama secara lebih khusus. Dakwah merupakan jalan para rasul, di mana mereka merupakan teladan dalam persoalan yang besar ini. Karena itulah Allah mewajibkan para ulama untuk menerangkan kebenaran dengan dalilnya dan menyeru manusia kepadanya. Sehingga keterangan itu dapat mengeluarkan mereka dari gelapnya kebodohan, dan mendorong mereka untuk melaksanakan urusan dunia dan agama sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah. Seputar Jin Adakah Rasul dari Kalangan Jin? Ilustrasi. Foto Pexels Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini, apakah dari kalangan jin ada rasul, ataukah rasul itu hanya dari kalangan manusia? Sementara Allah berfirman “Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuan-mu dengan hari ini?” Mereka berkata Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’. Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” Al-An’am 130. Katakanlah “tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila kapan mereka akan dibangkitkan QS. An-Naml 65. Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang di ridhainya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga malaikat di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmunya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu QS. Al-Jin 26-28. BACA JUGA 9 Tips Jauhkan Rumah dari Gangguan Jin Manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan muamalah pergaulan dengan sesama manusia, karena tujuan hubungan sosial adalah untuk melahirkan ketenangan hati, kerja sama yang baik, saling percaya, saling menyayangi dan saling memberi. Semua itu dapat berlangsung dan terwujud dengan baik, karena seorang manusia dapat mendengarkan pembicaraan saudaranya, dapat melihat sosok tubuhnya, berjabatan tangan dengannya, melihatnya gembira sehingga dapat merasakan kegembiraan nya, dan melihatnya bersedih sehingga bisa merasakan kesedihannya. Allah swt mengetahui fitrah manusia yang cenderung dan merasa tenteram bila bergaul dengan sesama manusia, oleh karena itu, Dia tidak pernah menganjurkan manusia untuk menjalin hubungan dengan makhluk ghaib yang asing bagi manusia. [] Oleh Ilham Hambali Referensi Islam, Arabs, and The Intelligent World of The Jinn/Karya Amira El-Zein/Penerbit Syracuse University Press/Tahun 2019. loading...Rasulullah SAW mengajarkan kita agar berlindung dari kejahatan para jin. Foto ilustrasi/Ist Jin adalah makhluk yang tidak dapat dijangkau indra manusia. Di antara hal-hal ghaib yang dikabarkan oleh Al-Qur'an yaitu Malaikat, jin, ruh, alam kubur, alam makhsyar, surga-neraka, kiamat dan lainnya. Pertanyaannya,sebagai muslim, bolehkah menggunakan harta yang didapat dari jin Islam sedang kita tidak tau dari mana harta tersebut? Bolehkah kita bekerja sama dengan jin? Berikut penjelasan Ustaz Ahmad Sarwat pengasuh Rumah Fiqih Indonesia ketika menjawab pertanyaan seorang jamaah seperti dilansir dari zaman Nabi Sulaiman 'alaihissalam, sesunguhnya jasa para jin tidak diperlukan lagi buat umat manusia. Beliau adalah Nabi yang secara khusus mendapatkan kekuasaan hingga ke tingkat bangsa jin. Sedangkan Nabi dan umat yang lain, tidak diberikan 'fasilitas' itu. Baca Juga Di hadapan Nabi yang juga raja ini, para jin harus tunduk dan patuh, karena beliau memang punya kekuatan yang melebihi kekuatan para jin. Oleh sebab itu, tidak ada seorang jin pun yang berani menipu atau melawan beliau."Berbeda dengan kita yang tidak diberikan kekuasaan untuk mengatur bangsa jin. Posisi kita tentu berbeda dengan posisi Nabi Sulaiman. Kita lebih mudah ditipu atau dikelabui oleh bangsa jin," jelas Ustaz punya kekuatan yang di luar jangkauan manusia. Sementara kita hanya mampu sekadar berlindung kepada Allah dari kejahatan mereka. Jadi kita tidak bisa secara aktif melakukan berbagai langkah untuk mematikan mereka, juga tidak bisa mengejar mereka ke sarangnya untuk kemudian melakukan ada jin yang melakukan kejahatan, maka kita tidak diberi perangkat oleh Allah untuk menegakkan hukum. Mau ke mana mengejarnya? Bayangkan kalau ada ribuan jin jahat melakukan kejahatan, bagaimana cara kita memenjarakannya?Yang diajarkan oleh Rasulullah SAW hanya sekadar berlindung dari kejahatan para jin, sebagaimana yang kita baca dari dua surat yang terakhir di dalam Al-Qur'an. Kita tidak diberi perangkat untuk bisa mematikan dan membungi hangus karena itu, kita tidak diberikan peluang oleh Allah untuk melakukan proyek-proyek kerja sama dengan bangsa jin, meski mereka mengaku beragama Islam. Kalau pun ada kerja sama, mungkin terjadi secara tidak langsung. Misalnya, ada ulama dari kalangan manusia yang mengajar ilmu agama, lalu sebagian dari bangsa jin ikut duduk mendengarkan dan mengambil manfaat dari majelis ilmu itu. Hal seperti ini boleh dibilang kerja sama, tetapi sifatnya tidak kerja sama yang sifatnya langsung belum pernah kita temukan contohnya, bahkan dari Nabi Muhammad SAW sekali pun. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya pernah diundang oleh bangsa jin untuk menyampaikan ilmu agama saja. Itu pun hanya untuk satu malam Sirah Nabawiyah, kita belum menemukan kerjasama dakwah atau apapun dengan bangsa jin. Padahal Rasulullah SAW menjalani ratusan pertempuran dalam hidupnya. Logika sederhana kita akan mengatakan, seharusnya beliau gunakan saja jasa para jin. Toh banyak jin yang beragama Islam dan menjadi murid pernah ada riwayat yang menyebutkan bahwa sebuah perang diikuti oleh bangsa jin. Kalau pun ada bantuan dari makhluq ghaib, bukan jin melainkan Malaikat. Sebagaimana yang kita baca dalam ayat berikutثُمَّ اَنۡزَلَ اللّٰهُ سَكِيۡنَـتَهٗ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَعَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَاَنۡزَلَ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡهَا‌ ۚ وَعَذَّبَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا‌ ؕ وَذٰ لِكَ جَزَآءُ الۡـكٰفِرِيۡنَ"Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara para Malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir." QS. At-Taubah 26Oleh karena itu, kami kurang sependapat bila ada orang yang ingin melakukan kerja sama dengan bangsa jin. Bahkan meski jin itu mengaku sebagai muslim. Sebab Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkannya atau mengingat bahwa jin itu bisa saja mengaku muslim, tetapi belum tentu pengakuannya benar. Bahkan meski dia benar-benar muslim sekalipun, belum tentu kualitas keIslamannya baik. Sebagaimana manusia muslim, ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Maka bangsa jin juga demikian. Belum tentu yang mengaku muslim juga berakhlaq Islami. Banyak dari mereka yang fasik, jahil, bandel dan rusak tidak pernah ada jaminan bahwa kerja sama dengan jin itu akan memberikan manfaat. Sedangkan kerugiannya sudah banyak A'lam Baca Juga rhs

bolehkah berteman dengan jin